LAPORAN
KERJA PRAKTEK
DI PT. TELEKOMUNIKASI KANCATEL MOJOKERTO
Disusun Oleh:
Sigit Wicaksono NIM. 2209030008
Muhammad Nizwar Rachmadani NIM. 2209030047
Reza Onas Hardiansyah NIM. 2209030054
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
INSTITUTE TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
SURABAYA
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis
sehingga berhasil menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. Telekomunikasi Indonesia Kancatel Mojokerto ini
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Bapak
Kancatel Mojokerto
2.
Bapak
Jotam Angka
3.
Bapak
Zaenal Arifin
4.
Bapak Sudjarwo
5.
Bapak Budi
6.
Bapak
Slamet Budi
7.
Bapak Daryono
8.
Bapak
Ir.Gatot Kusroharjo,M.T selaku dosen
pembimbing mata kuliah Kerja Praktek.
9.
Bapak
Imam Arifin, S.T., M.T. selaku koordinator Kerja Praktek.
10. Teman
– teman yang tak dapat disebut satu – persatu
11. Serata
semua pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan laporan KP ini.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusun laporan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca laporan ini. Akhirnya apa yang
telah disusun dalam laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya
, Juli 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan
informasi yang bermacam-macam, baik itu video, audio, ataupun data telah dapat
dipenuhi setelah sampai dengan wilayah kerja atau tempat tinggal. Hal ini tidak
dapat dipungkiri adalah suatu petunjuk perkembangan teknologi telekomunikasi
yang semakin pesat. Terutama dengan kemajuan era globalisasi dan untuk
menyongsong era millenium baru ini, banyak pula perkembangan yang terjadi di
berbagai segi kehidupan, terutama hal tersebut terasa dalam bidang teknologi.
Salah satu perkembangan teknologi yang telah berkembang saat ini adalah
rekayasa telekomunikasi dengan menggunakan rekayasa industri komputer,dan yang
akan penulis pada laporan ini.
Pada awal telegrafi berkembang
pada abad pertengahan yang menimbulkan bentuk-bentuk awal transmisi digital.
Pengkodean (coding), pemultipleksan, transmisi melalui kabel dan regenerasi
adalah aspek-aspek yang sangat penting bagi telegrafi.Transmisi telepon analog
menimbulkan jaringan yang terutama dimaksud untuk menyalurkan sinyal analog.
Pada tahun 1928 Nyquist mengeluarkan teori dasar tentang pembatasan-pembatasan
dari transmisi sinyal digital melalui suatu jaringan ini Teorinya menenrangkan
hubungan antara lebar bidang frekwensi dari sebuah kanal dan jumlah maksimum
data-data persatuan waktu yang dapat dikirim melaluinya.
Perkembangan yang pesat dan
hampir selalu terjadi perubahan ke arah yang lebih maju dengan dinamis membawa
pengaruh yaitu Indonesia sebagai negara berkembang tidak boleh ketinggalan
meskipun keadaan negara sedikit memburuk. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa
teknik mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjadi bagian dalam
perkembangan teknologi tersebut dengan menguasai teori maupun praktek yang
sesuai dengan bidang yang kami tekuni. Sebagai salah satu wujud dan tanggung
jawab tersebut, disamping belajar di bangku perkuliahan penulis juga
melaksanakan kerja praktek yang di laksanakan di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
KANCATEL MOJOKERTO.
Kerja
praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus di tempuh sebelum
mengerjakan Tugas Akhir (TA). Tak terkecuali pula pada Universitas kami di D3
Elektro Institute Teknologi Sepuluh November.
1.2. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan
Kerja praktek
ini banyak memberikan manfaat dan pengalaman yang dijadikan sebagai bekal bagi
mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja. Dan sangat tepat sekali jika kerja
praktek tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Manfaat
Setelah
mengikuti Kerja praktek diharapkan Mahasiswa dapat:
1. Meningkatkan
kemampuan madalam bidang ketrampilan dan keahlian terutama di bidang
telekomunikasi.
2.
Menyesuaikan
(menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja setelah mereka
menyelesaikan studi.
3.
Memahami
dan mempelajari teori-teori yang diberikan pada saat kondisi terjun langsung di
lapangan. Atau sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh di bangku
perkuliahan dengan praktek langsung di lapangan secara nyata.
4.
Memahami
perkembangan sistem telekomunikasi yang kita gunakan sehari-hari.sehingga kita
bisa mengerti dan memahami tidak hanya menggunakannya.
5.
Melakukan
sesuatu berdasarkan data-data yang ada dalam hasil pemikiran yang sesuai logika
dengan maksud agar dapat mencari, mencoba, dan merinci suatu masalah yang
mungkin akan timbul jika kelak nanti dialami dalam dunia kerja.
6.
Menggunakan
hasil atau data-data kerja praktek untuk dikembangkan menjadi tugas akhir.
1.3. Sumber Pencarian Data
Untuk
mendapatkan sebuah data kita melakukan sebuah langkah studi yaitu dengan cara:
1.
Studi
literatur
Study
literatur ini adalah langkah awal sebelum kita menjalani kerja praktek.Agar
kita tidak mengalami kebingungan saat Kerja Praktek.
2.
Metode
Observasi
Metode
Observasi ini merupakan langkah pertama dalam kerja praktek dengan mengamati
secara langsung.
3.
Metode
Interview
Metode
ini merupakan langkah selanjutnya dalam kerja praktek dengan menanyakan secara
langsung pada yang bersangkutan agar memperoleh Gambaran yang jelas.
4.
Metode
Dokumenter
Metode
ini adalah dengan menggunakan data-data yang sudah ada dan disediakan oleh
instansi terkait.
1.4. Ruang
Lingkup Masalah
Praktek kerja lapangan yang
dilaksanakan di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA KANCATEL MOJOKERTO ini
dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pengetahuan sitem telekomunikasi yang
modern di era globalisasi ini. Oleh karena itu penulis memilih ruang lingkup
masalah Sentral Digital, Transmisi, dan juga Catu Daya sebagai pendukung dua
seksi. Disamping itu juga mempertimbangkan kerja praktek yang membutuhkan
waktu, tenaga serta pemikiran yang betul-betul sempurna agar dapat memahami dan
mengerti ketika kerja praktek berlangsung. Sehingga dapat tersusun laporan
tertulis yang baik. Dan juga akan berguna bagi para pembaca.
1.5. Sistematik
Pembahasan
Sistematik Pembahasan dalam kerja praktek di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA KANCATEL MOJOKERTO ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada
BAB I. PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, sumber
pencarian data,ruang lingkup masalah, dan sitematik pembahasan.
BAB II. PENGENALAN PERUSAHAAN
Pada
BAB II. PENGENALAN PERUSAHAAN berisi tentang sejarah-sejarah singkat PT. TELEKOMUNIKASI
INDONESIA, tujuan perusahaan, bidang usaha perusahaan, sistem telekomunikasi.
BAB III. CATU DAYA
Pada
BAB III. CATU DAYA berisi tentang teori, uraian dan fungsi peralatan Catu Daya.
BAB IV. SENTRAL DIGITAL (EWSD)
Pada
BAB V. SENTRAL DIGITAL (EWSD) berisi tentang uraian dan fungsi Sentral Digital
(EWSD).
BAB V. TRANSMISI
Pada
BAB VI. TRANSMISI berisi tentang teori, uraian dan fungsi peralatan Transmisi.
BAB VI. PENUTUP
Pada BAB VII. PENUTUP berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TENTANG
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
2.1
Sejarah
PT. TELKOM
PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM
menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada
masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT.
TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta
penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun
1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan
Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906
pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post,
Telegraphen Telephone Dienst/ PTT).
Pada
tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya
menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara
Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL)
yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional.
Pada tahun
1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi
Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT)
yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan
UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam
penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan
perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai
sekarang.
Pada tanggal 1
Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis
jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang
keduanya mengelola bidang usaha utama.
Divisi
regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial
tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian
dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa
Telekomunikasi jarak jauh.
2.1.1. Perkembangan
Telegraf
Jasa telekomunikasi elektrionika
yang pertama adalah telegraf, sedangkan telepon baru ditemukan pada tahun 1870
oleh Alexander Graham Bell. Di indonesia dimana telegraf sudah dilaksanakan
sejak tahun 1856 untuk kepentingan pemerintah Belanda. Pengiriman telegraf
dilakukan antara kepala Dinas Telegraf, Ir Grole dengan Gubernur Jendral
Belanda yang bernama C.F Pakud.
Telegraf untuk umum di mulai pada
tahun 1857, setelah penarikan saluran Jakarta-Surabaya. Pada tahun 1869
jaringan telegraf di perluas dengan memasang Jakarta-Mentok dan Singapura, tapi
hubungan ini tidak di pakai lagi karena sering mengalami kerusakan.
Jaringan internsaional dimulai
dengan dibangunnya hubungan telegraf melalui kabel dari Jawa ke Singapura dan
Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Port Darwin). Perusahaan yang diserahi tugas
memuat jaringan ini adalah Perusahaan Telegraf British Australian yang di
laksanakan pada tahun 1870.
Dengan terputusnya hubungan
telegraf melalui kabel antara Indonesia dengan Eropa yang di akibatkan oleh
perang dunia pertama (1914-1918), maka untuk dapat melaksanakan hubungan
telegraf antara Indonesia dengan Belanda, harus melalui media Transmisi lain
yaitu berupa hubungan melalui radio. Hubungan telegraf ini dilaksanakan melalui
stasiun pemancar di Makasar dengan negeri Belanda yang di mulai tahun 1923.
2.1.2. Perkembangan Telepon
Pada
tahun(1876), telepon konvensional ditemukan oleh pemuda berusia 29 tahun
bernama Alexander Graham bell dan
asistennya, Thomas Watson (22
tahun). Pada masa
itu, telepon merupakan penemuan sangat penting karena bisa
mengirimkan pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi semakin
alami, sangat cepat
dan bisa dilakukan
siapa saja. Suara
Graham Bell yang
mengucapkan kalimat "Mr.Watson, come
here, I want you!"
adalah suara pertama berhasil dikirimkan melalui kabel
pada tanggal 10 Maret 1876.Telepon
komersial
mulai
dijalankan pada tahun
1878 di New Haven,
Connecticut. Enam tahun
kemudian, jaringan telepon sudah menjangkau Boston,
Massachusetts dan New York City.
Jasa telepon di Indonesia di laksanakan pada tahun 1880 yaitu beberapa
tahun setelah di temukan telepon oleh Alexander Graham Bell.pelayanan jasa
telepon ini diselenggarakan oleh swasta.
Pada tahun 1882 Pemerintah Belanda memberikan ijin kepada perusahaan
swasta untuk mengelola perhubungan antara Jakarta, Jatinegoro, Semarang dan
Surabaya berakhir pada tahun 1906 dianggap sebagai awal dimulainya dinas PTT
atau Pos Telegram dan Telepon di Indonesia.
Pada tahun 1907 Pemerintah mengambil alih jaringan telepon yang berada di
Bandung, Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Madiun dan Jakarta. Tahun 1910 didirikan
jaringan telepon di Jambi dan Palembang.
Pada tanggal 1 Agustus 1921, pemerintah mengambil alih jaringan telepon
di Padang, sehingga semua jasa Telepon dikelola oleh pemerintah, kecuali
jaringan telepon PJKA.
2.1.3. Penyebaran Jaringan Telepon di Indonesia
Sejak hadirnya telegraf
elektromagnetik yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor),
jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas di 28 kantor telegraf.
Selain itu, kabel laut juga telah terpasang antara
Jakarta dan Singapura, kemudian juga dari Jawa (Banyuwangi) ke Australia
(Darwin). Beberapa tahun setelah penggunaan telegraf, muncullah jaringan
telepon lokal di Indonesia dan menyebar secara cepat pada sebagian besar
wilayah Indonesia.
Tahun 1882-1884
Pada tanggal 16 Oktober 1882 jaringan
telepon lokal pertama sekali digunakan di Indonesia yang diselenggarakan oleh
pihak swasta yang mendapat izin konsesi selama 25 tahun. Jaringan telepon yang
pertama ini menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok (Batavia). Selanjutnya, pada
tahun 1884 jaringan telepon dibangun di Semarang dan Surabaya. Khusus untuk
hubungan telepon interlokal, perusahaan Intercommunaal Telefoon Maatschappij
memperoleh konsesi selama dua puluh lima tahun untuk hubungan Batavia-Semarang,
selanjutnya Batavia-Surabaya, disusul Batavia-Bogor dan kemudian
Bandung-Sukabumi. Dalam pengembangan jaringan telepon ternyata
perusahaan-perusahaan telepon itu hanya membuka hubungan telepon di kota-kota
besar yang mendatangkan untung saja sehingga penyebaran jaringan telepon tidak
merata.
Tahun 1906
Setelah jangka waktu konsesi
berakhir, semua perusahaan jaringan telepon diambil alih dan dikelola oleh
Pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en Telefoon
Dienst, kecuali jaringan telepon Perusahaan Kereta Api Deli (Deli Spoor
Maatschappij, DSM). Sejak saat itu pelayanan jasa telekomunikasi dikelola oleh
pemerintah secara monopoli.
Tahun 1967
Perusahaan telekomunikasi selesai
dengan pembangunan jaringan telekomunikasi Nusantara yang meliputi proyek gelombang
mikro lintas Sumatera, gelombang mikro Indonesia Timur yang
menghubungkan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan. Jaringan telepon
itu semula menggunakan sistem baterai lokal
dan kawat tunggal yang terpasang di atas permukaan tanah sehingga sering
mengalami gangguan. Pembaharuan dan modernisasi kemudian dilaksanakan,
pemasangan kabel jarak jauh diterapkan di bawah permukaan tanah, kawat tunggal
diganti dengan kawat sepasang
dan menggunakan sistem baterai
sentral.
Tahun 1976
Pada tanggal 9 Juli 1976
Indonesia memulai babak baru bidang telekomunikasinya yang ditandai dengan
peluncuran satelit Palapa A-1 berjenis HS-333 dari Cape Canaveral. Satelit ini memungkinkan
jaringan telepon Indonesia semakin luas cakupannya, hingga mencapai luar
negara. Sejak saat ini pertumbuhan jaringan telepon semakin pesat dan canggih
karena didukung teknologi satelit. Semakin banyak pula fasilitas yang dapat
dinikmati masyarakat Indonesia.
Tahun 2009
Sejauh ini tercatat sebanyak
31.000 desa di sejumlah daerah Indonesia belum memiliki jaringan telepon.
Pemerintah Indonesia sedang berupaya membangun jaringan di desa-desa tersebut
agar masyarakatnya juga dapat menikmati fasilitas telepon dan internet.
2.2. Visi
Dan Misi PT. Telkom
Visi PT. Telkom
1.
“
To become a leading InfoCom player in the region”, maksudya adalah:
PT. TELKOM Indonesia, Tbk berusaha untuk menempatkan diri sebagai perusahaan
InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke
kawasan Asia Pasifik.
2.
To
be dominant infoCom player in the region and having strong brand equit.
Artinya menjadi penyedia layanan infocom yang paling dominant di Sumatera
dan menjadi atau penyampai brand di bidang jasa Telekomunikasi.
Misi PT. Telkom
1.
PT.
TELKOM Indonesia, Tbk berupaya memberikan pelayanan One Stop InfoCom yang
berkualitas tinggi dengan menetapkan system management modern yang
dominan pada kepuasan para pelanggan dengan harga yang kompetitif.
2.
TELKOM
Indonesia, Tbk memberikan layanan yang terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang
unggul melalui manajemen modern (TQM) dan melakukan setiap kegiatan dengan
teknologi yang bersifat komputerisasi.
3.
Melakukan
kerjasama dengan Share Holder (pemegang saham) yang saling menguntungkan
secara Win-win solution melalui Business partner yang sinergi.
2.4. Struktur
Organisasi
Struktur organisasi
merupakan suatu susunan dari fungsi-fungsi dan merupakan hubungan-hubungan yang
menyatakan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Secara fisik suatu
struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk
bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang
ada.
2.5. Landasan Teori
Yang
dibahas pada bagian ini tentang teori-teori yang mendukung dari penelitian ini
dan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.
2.5.1.
Sistem
Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan.
2.5.2.
Jaringan
Jaringan telekomunikasi adalah jaringan yang menghubungkan
peralatan-peralatan komunikasi yang lokasi-nya berjauhan. Teknologi inilah yang
memungkinkan seseorang dapat mengirimkan informasi ke tempat jauh,
atau menerima informasi dari tempat jauh, sehingga jarak geografis menjadi
tidak berarti. Menggunakan jaringan telekomunikasi untuk mengirim data (komunikasi data) adalah suatu effisiensi baik dari segi
waktu, biaya, dan energi. Sejauh ini teknologi telekomunikasi telah melahirkan banyak sekali aplikasi yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1)
Telekonferensi
(bertemu, berkonferensi, walaupun tidak pada satu lokasi)
2)
Jaringan mesin ATM (Automatic
Teller Machine)
3)
Telecommuting (bekerja dari lokasi
yang jauh)
4)
Electronic Data Interchange (EDI)
/ transfer data dan dokumen dari jarak jauh
5)
Internet access
6)
e-Commerce