Total Tayangan Halaman

Kamis, 21 Juli 2011

Laporan Kerja Praktek

LAPORAN
KERJA PRAKTEK
DI PT. TELEKOMUNIKASI KANCATEL MOJOKERTO


Disusun Oleh:
        Sigit Wicaksono                                               NIM. 2209030008
        Muhammad Nizwar Rachmadani                   NIM. 2209030047
        Reza Onas Hardiansyah                                 NIM. 2209030054                           




   

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
INSTITUTE TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER
SURABAYA
2011










KATA PENGANTAR



Puji syukur  penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. Telekomunikasi Indonesia Kancatel Mojokerto ini alhamdulillah tepat pada waktunya.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.      Bapak Kancatel Mojokerto
2.      Bapak Jotam Angka
3.      Bapak Zaenal Arifin
4.      Bapak Sudjarwo
5.      Bapak Budi
6.      Bapak Slamet Budi
7.      Bapak Daryono
8.      Bapak Ir.Gatot Kusroharjo,M.T  selaku dosen pembimbing mata kuliah Kerja Praktek.
9.      Bapak Imam Arifin, S.T., M.T. selaku koordinator Kerja Praktek.      
10.  Teman – teman yang tak dapat disebut satu – persatu
11.  Serata semua pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan laporan KP ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusun laporan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca laporan ini. Akhirnya apa yang telah disusun dalam laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.



Surabaya , Juli 2011

                                                      
                                                                                                                          Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan informasi yang bermacam-macam, baik itu video, audio, ataupun data telah dapat dipenuhi setelah sampai dengan wilayah kerja atau tempat tinggal. Hal ini tidak dapat dipungkiri adalah suatu petunjuk perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat. Terutama dengan kemajuan era globalisasi dan untuk menyongsong era millenium baru ini, banyak pula perkembangan yang terjadi di berbagai segi kehidupan, terutama hal tersebut terasa dalam bidang teknologi. Salah satu perkembangan teknologi yang telah berkembang saat ini adalah rekayasa telekomunikasi dengan menggunakan rekayasa industri komputer,dan yang akan penulis pada laporan ini.
Pada awal telegrafi berkembang pada abad pertengahan yang menimbulkan bentuk-bentuk awal transmisi digital. Pengkodean (coding), pemultipleksan, transmisi melalui kabel dan regenerasi adalah aspek-aspek yang sangat penting bagi telegrafi.Transmisi telepon analog menimbulkan jaringan yang terutama dimaksud untuk menyalurkan sinyal analog. Pada tahun 1928 Nyquist mengeluarkan teori dasar tentang pembatasan-pembatasan dari transmisi sinyal digital melalui suatu jaringan ini Teorinya menenrangkan hubungan antara lebar bidang frekwensi dari sebuah kanal dan jumlah maksimum data-data persatuan waktu yang dapat dikirim melaluinya.
Perkembangan yang pesat dan hampir selalu terjadi perubahan ke arah yang lebih maju dengan dinamis membawa pengaruh yaitu Indonesia sebagai negara berkembang tidak boleh ketinggalan meskipun keadaan negara sedikit memburuk. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa teknik mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjadi bagian dalam perkembangan teknologi tersebut dengan menguasai teori maupun praktek yang sesuai dengan bidang yang kami tekuni. Sebagai salah satu wujud dan tanggung jawab tersebut, disamping belajar di bangku perkuliahan penulis juga melaksanakan kerja praktek yang di laksanakan di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA KANCATEL MOJOKERTO.

Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus di tempuh sebelum mengerjakan Tugas Akhir (TA). Tak terkecuali pula pada Universitas kami di D3 Elektro Institute Teknologi Sepuluh November.

1.2.   Tujuan Dan Manfaat
Tujuan
Kerja praktek ini banyak memberikan manfaat dan pengalaman yang dijadikan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja. Dan sangat tepat sekali jika kerja praktek tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu.
Manfaat
Setelah mengikuti Kerja praktek diharapkan Mahasiswa dapat:
1. Meningkatkan kemampuan madalam bidang ketrampilan dan keahlian terutama di bidang telekomunikasi.
2.   Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja setelah mereka menyelesaikan studi.
3.   Memahami dan mempelajari teori-teori yang diberikan pada saat kondisi terjun langsung di lapangan. Atau sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktek langsung di lapangan secara nyata.
4.   Memahami perkembangan sistem telekomunikasi yang kita gunakan sehari-hari.sehingga kita bisa mengerti dan memahami tidak hanya menggunakannya.
5.   Melakukan sesuatu berdasarkan data-data yang ada dalam hasil pemikiran yang sesuai logika dengan maksud agar dapat mencari, mencoba, dan merinci suatu masalah yang mungkin akan timbul jika kelak nanti dialami dalam dunia kerja.
6.   Menggunakan hasil atau data-data kerja praktek untuk dikembangkan menjadi tugas akhir.

1.3. Sumber Pencarian Data

Untuk mendapatkan sebuah data kita melakukan sebuah langkah studi yaitu dengan cara:

1.    Studi literatur

Study literatur ini adalah langkah awal sebelum kita menjalani kerja praktek.Agar kita tidak mengalami kebingungan saat Kerja Praktek.

2.    Metode Observasi
Metode Observasi ini merupakan langkah pertama dalam kerja praktek dengan mengamati secara langsung.
3.    Metode Interview
Metode ini merupakan langkah selanjutnya dalam kerja praktek dengan menanyakan secara langsung pada yang bersangkutan agar memperoleh Gambaran yang jelas.
4.    Metode Dokumenter
Metode ini adalah dengan menggunakan data-data yang sudah ada dan disediakan oleh instansi terkait.

1.4.   Ruang Lingkup Masalah
Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA KANCATEL MOJOKERTO ini dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pengetahuan sitem telekomunikasi yang modern di era globalisasi ini. Oleh karena itu penulis memilih ruang lingkup masalah Sentral Digital, Transmisi, dan juga Catu Daya sebagai pendukung dua seksi. Disamping itu juga mempertimbangkan kerja praktek yang membutuhkan waktu, tenaga serta pemikiran yang betul-betul sempurna agar dapat memahami dan mengerti ketika kerja praktek berlangsung. Sehingga dapat tersusun laporan tertulis yang baik. Dan juga akan berguna bagi para pembaca.
1.5.   Sistematik Pembahasan
Sistematik Pembahasan dalam kerja praktek di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA KANCATEL MOJOKERTO ini adalah sebagai berikut:

 BAB I. PENDAHULUAN

Pada BAB I. PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, sumber pencarian data,ruang lingkup masalah, dan sitematik pembahasan.



 BAB II. PENGENALAN PERUSAHAAN

Pada BAB II. PENGENALAN PERUSAHAAN berisi tentang sejarah-sejarah singkat PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tujuan perusahaan, bidang usaha perusahaan, sistem telekomunikasi.
 BAB III. CATU DAYA
Pada BAB III. CATU DAYA berisi tentang teori, uraian dan fungsi peralatan Catu Daya.
 BAB IV. SENTRAL DIGITAL (EWSD)
Pada BAB V. SENTRAL DIGITAL (EWSD) berisi tentang uraian dan fungsi Sentral Digital (EWSD).
 BAB V. TRANSMISI
Pada BAB VI. TRANSMISI berisi tentang teori, uraian dan fungsi peralatan Transmisi.
 BAB VI. PENUTUP
     Pada BAB VII. PENUTUP berisi tentang kesimpulan dan saran.





BAB II

TINJAUAN TENTANG
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
2.1     Sejarah PT. TELKOM
 PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraphen Telephone Dienst/ PTT).
Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional.
Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.
Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama.
Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh.
2.1.1.      Perkembangan Telegraf
Jasa telekomunikasi elektrionika yang pertama adalah telegraf, sedangkan telepon baru ditemukan pada tahun 1870 oleh Alexander Graham Bell. Di indonesia dimana telegraf sudah dilaksanakan sejak tahun 1856 untuk kepentingan pemerintah Belanda. Pengiriman telegraf dilakukan antara kepala Dinas Telegraf, Ir Grole dengan Gubernur Jendral Belanda yang bernama C.F Pakud.
Telegraf untuk umum di mulai pada tahun 1857, setelah penarikan saluran Jakarta-Surabaya. Pada tahun 1869 jaringan telegraf di perluas dengan memasang Jakarta-Mentok dan Singapura, tapi hubungan ini tidak di pakai lagi karena sering mengalami kerusakan.
Jaringan internsaional dimulai dengan dibangunnya hubungan telegraf melalui kabel dari Jawa ke Singapura dan Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Port Darwin). Perusahaan yang diserahi tugas memuat jaringan ini adalah Perusahaan Telegraf British Australian yang di laksanakan pada tahun 1870.
Dengan terputusnya hubungan telegraf melalui kabel antara Indonesia dengan Eropa yang di akibatkan oleh perang dunia pertama (1914-1918), maka untuk dapat melaksanakan hubungan telegraf antara Indonesia dengan Belanda, harus melalui media Transmisi lain yaitu berupa hubungan melalui radio. Hubungan telegraf ini dilaksanakan melalui stasiun pemancar di Makasar dengan negeri Belanda yang di mulai tahun 1923.

2.1.2.      Perkembangan Telepon

Pada tahun(1876), telepon konvensional ditemukan oleh  pemuda berusia  29 tahun  bernama  Alexander Graham  bell dan   asistennya,  Thomas Watson  (22  tahun).  Pada   masa   itu, telepon   merupakan     penemuan sangat penting karena bisa mengirimkan pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi  semakin  alami,  sangat  cepat  dan  bisa  dilakukan   siapa  saja.  Suara  Graham  Bell  yang  mengucapkan  kalimat  "Mr.Watson,   come   here,  I want  you!"   adalah   suara  pertama berhasil dikirimkan melalui kabel pada tanggal 10 Maret 1876.Telepon   komersial

mulai  dijalankan   pada  tahun   1878  di  New Haven,   Connecticut.   Enam    tahun   kemudian,  jaringan    telepon sudah menjangkau Boston, Massachusetts dan New York City.

Jasa telepon di Indonesia di laksanakan pada tahun 1880 yaitu beberapa tahun setelah di temukan telepon oleh Alexander Graham Bell.pelayanan jasa telepon ini diselenggarakan oleh swasta.

Pada tahun 1882 Pemerintah Belanda memberikan ijin kepada perusahaan swasta untuk mengelola perhubungan antara Jakarta, Jatinegoro, Semarang dan Surabaya berakhir pada tahun 1906 dianggap sebagai awal dimulainya dinas PTT atau Pos Telegram dan Telepon di Indonesia.

Pada tahun 1907 Pemerintah mengambil alih jaringan telepon yang berada di Bandung, Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Madiun dan Jakarta. Tahun 1910 didirikan jaringan telepon di Jambi dan Palembang.
Pada tanggal 1 Agustus 1921, pemerintah mengambil alih jaringan telepon di Padang, sehingga semua jasa Telepon dikelola oleh pemerintah, kecuali jaringan telepon PJKA.

2.1.3.      Penyebaran Jaringan Telepon di Indonesia
Sejak hadirnya telegraf elektromagnetik yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor), jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas di 28 kantor telegraf. Selain itu, kabel laut juga telah terpasang antara Jakarta dan Singapura, kemudian juga dari Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Darwin). Beberapa tahun setelah penggunaan telegraf, muncullah jaringan telepon lokal di Indonesia dan menyebar secara cepat pada sebagian besar wilayah Indonesia.
Tahun 1882-1884
Pada tanggal 16 Oktober 1882 jaringan telepon lokal pertama sekali digunakan di Indonesia yang diselenggarakan oleh pihak swasta yang mendapat izin konsesi selama 25 tahun. Jaringan telepon yang pertama ini menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok (Batavia). Selanjutnya, pada tahun 1884 jaringan telepon dibangun di Semarang dan Surabaya. Khusus untuk hubungan telepon interlokal, perusahaan Intercommunaal Telefoon Maatschappij memperoleh konsesi selama dua puluh lima tahun untuk hubungan Batavia-Semarang, selanjutnya Batavia-Surabaya, disusul Batavia-Bogor dan kemudian Bandung-Sukabumi. Dalam pengembangan jaringan telepon ternyata perusahaan-perusahaan telepon itu hanya membuka hubungan telepon di kota-kota besar yang mendatangkan untung saja sehingga penyebaran jaringan telepon tidak merata.
Tahun 1906
Setelah jangka waktu konsesi berakhir, semua perusahaan jaringan telepon diambil alih dan dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en Telefoon Dienst, kecuali jaringan telepon Perusahaan Kereta Api Deli (Deli Spoor Maatschappij, DSM). Sejak saat itu pelayanan jasa telekomunikasi dikelola oleh pemerintah secara monopoli.
Tahun 1967
Perusahaan telekomunikasi selesai dengan pembangunan jaringan telekomunikasi Nusantara yang meliputi proyek gelombang mikro lintas Sumatera, gelombang mikro Indonesia Timur yang menghubungkan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan. Jaringan telepon itu semula menggunakan sistem baterai lokal dan kawat tunggal yang terpasang di atas permukaan tanah sehingga sering mengalami gangguan. Pembaharuan dan modernisasi kemudian dilaksanakan, pemasangan kabel jarak jauh diterapkan di bawah permukaan tanah, kawat tunggal diganti dengan kawat sepasang dan menggunakan sistem baterai sentral.

Tahun 1976

Pada tanggal 9 Juli 1976 Indonesia memulai babak baru bidang telekomunikasinya yang ditandai dengan peluncuran satelit Palapa A-1 berjenis HS-333 dari Cape Canaveral. Satelit ini memungkinkan jaringan telepon Indonesia semakin luas cakupannya, hingga mencapai luar negara. Sejak saat ini pertumbuhan jaringan telepon semakin pesat dan canggih karena didukung teknologi satelit. Semakin banyak pula fasilitas yang dapat dinikmati masyarakat Indonesia.

Tahun 2009

Sejauh ini tercatat sebanyak 31.000 desa di sejumlah daerah Indonesia belum memiliki jaringan telepon. Pemerintah Indonesia sedang berupaya membangun jaringan di desa-desa tersebut agar masyarakatnya juga dapat menikmati fasilitas telepon dan internet.



2.2.  Visi Dan Misi PT. Telkom

Visi PT. Telkom

1.    “ To become a leading InfoCom player in the region”, maksudya adalah:

PT. TELKOM Indonesia, Tbk berusaha untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

2.    To be dominant infoCom player in the region and having strong brand equit.
Artinya menjadi penyedia layanan infocom yang paling dominant di Sumatera dan menjadi atau penyampai brand di bidang jasa Telekomunikasi.
Misi PT. Telkom
1.    PT. TELKOM Indonesia, Tbk berupaya memberikan pelayanan One Stop InfoCom yang berkualitas tinggi dengan menetapkan system management modern yang dominan pada kepuasan para pelanggan dengan harga yang kompetitif.
2.    TELKOM Indonesia, Tbk memberikan layanan yang terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul melalui manajemen modern (TQM) dan melakukan setiap kegiatan dengan teknologi yang bersifat komputerisasi.
3.    Melakukan kerjasama dengan Share Holder (pemegang saham) yang saling menguntungkan secara Win-win solution melalui Business partner yang sinergi.
2.4.  Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dari fungsi-fungsi dan merupakan hubungan-hubungan yang menyatakan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Secara fisik suatu struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang ada. 
2.5.  Landasan Teori
Yang dibahas pada bagian ini tentang teori-teori yang mendukung dari penelitian ini dan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.
2.5.1.  Sistem
Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
2.5.2.  Jaringan
Jaringan telekomunikasi adalah jaringan yang menghubungkan peralatan-peralatan komunikasi yang lokasi-nya berjauhan. Teknologi inilah yang memungkinkan seseorang dapat mengirimkan informasi ke tempat jauh, atau menerima informasi dari tempat jauh, sehingga jarak geografis menjadi tidak berarti. Menggunakan jaringan telekomunikasi untuk mengirim data  (komunikasi data) adalah suatu effisiensi baik dari segi waktu, biaya, dan energi. Sejauh ini teknologi telekomunikasi telah melahirkan banyak sekali aplikasi yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1)    Telekonferensi (bertemu, berkonferensi, walaupun tidak pada satu lokasi)
2)    Jaringan mesin ATM (Automatic Teller Machine)
3)    Telecommuting (bekerja dari lokasi yang jauh)
4)    Electronic Data Interchange (EDI) / transfer data dan dokumen dari jarak jauh
5)    Internet access
6)    e-Commerce